Orang Tua Bomber Wanita di GKI Menutup Diri dan Bungkam
Banyuwangi, www.kare99.com - Hingga saat ini keluarga Puji Kuswati, bomber wanita di GKI Surabaya, yang ada di Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi bungkam kepada media.
H Koesni dan Hj Minarti Isfin menutup diri dan hanya mengutus juru bicara saat berdialog dengan orang luar.
"Sejak ada peristiwa ini. Beliau tertutup. Tidak banyak bicara dan sering mengurung diri," ujar Sapto (34), tetangga orangtua Puji.
Sebelumnya, H Koesni dan Hj Minarti Isfin selalu sering terlihat keluar rumah dan berinteraksi dengan masyarakat. Namun sejak kejadian itu, keduanya tak kunjung keluar rumah.
"Katanya sakit. Kabarnya memang sejak mengetahui itu dia syok dan tak mau bertemu dengan tetangga," tambahnya lagi.
"Katanya sakit. Kabarnya memang sejak mengetahui itu dia syok dan tak mau bertemu dengan tetangga," tambahnya lagi.
Sementara itu juru bicara keluarga orang tua Puji, Rusiyono, mengaku hingga saat ini kedua orangtua Puji masih mengalami syok berat atas insiden ini.
"Mohon maaf sampai saat ini keduanya masih syok. Belum bisa bertemu dengan siapapun," ujarnya.
Rusiyono mengaku, meski Puji Kuswati dididik oleh paman dan bibinya di Magetan, H Koesni dan Hj Minarti Isfin tetap menganggap Puji sebagai anak.
"Tidak ada yang membuang kok. Hanya sampai saat ini keduanya sedang syok. Mungkin kemarin emosional," tutupnya.
Keluarga di Banyuwangi Tolak Jenazah Istri Bomber Gereja
Banyuwangi - Pihak keluarga terduga teroris Puji Kuswati enggan menerima jenazah pelaku pengeboman gereja di Surabaya. Mereka beralasan Puji bukanlah warga desa setempat di Banyuwangi.
"Puji bukan warga Banyuwangi. Ya, seharusnya ikut dengan suaminya di Surabaya untuk dimakamkan," jelas salah seorang anggota keluarga, Rusiono.
"Puji bukan warga Banyuwangi. Ya, seharusnya ikut dengan suaminya di Surabaya untuk dimakamkan," jelas salah seorang anggota keluarga, Rusiono.
Meskipun secara langsung memiliki hubungan keluarga, pihak keluarga besar tak berharap jenazah pelaku bom bunuh diri bersama kedua anaknya itu dimakamkan di Banyuwangi.
Anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Haji Kusni dan Minarti Infiah itu, kata Rusiono, sudah lama meninggalkan rumah dan ikut suaminya. "Soal itu tentunya masih perlu musyawarah dengan pihak keluarga," tambahnya.
Anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Haji Kusni dan Minarti Infiah itu, kata Rusiono, sudah lama meninggalkan rumah dan ikut suaminya. "Soal itu tentunya masih perlu musyawarah dengan pihak keluarga," tambahnya.
Meskipun punya hubungan darah, kata Rusiyoni, pelaku tidak lagi dianggap sebagai anggota keluarga. Sebab, puji sudah lama berpisah lantaran diasuh oleh saudaranya. Ditambah lagi keluarga sebelumnya tidak merestui hubungan dengan sang suami, Dita Oeprianto.
"Alasan lain, keluarga sebelumnya tak menerima perbedaan prinsip dan pandangan mengenai aliran yang dianut," ungkapnya.
Sementara itu, kepala desa setempat bernama Sumarto mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak keluarga mengenai jenazah pelaku bom di Surabaya.
"Jika keluarga menghendaki, kami siap membantu berusaha menerima jenazah dikubur di sini. Sekarang tergantung pihak keluarga," pungkasnya.
"Alasan lain, keluarga sebelumnya tak menerima perbedaan prinsip dan pandangan mengenai aliran yang dianut," ungkapnya.
Sementara itu, kepala desa setempat bernama Sumarto mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak keluarga mengenai jenazah pelaku bom di Surabaya.
"Jika keluarga menghendaki, kami siap membantu berusaha menerima jenazah dikubur di sini. Sekarang tergantung pihak keluarga," pungkasnya.
Keluarga Yakin Puji Kuswati Jadi Teroris Terpengaruh Suaminya
Surabaya - Pernikahan pasangan bomber di tiga gereja di Surabaya, Puji Kuswati dan Dita Oepriarto tak pernah direstui keluarga.
Bahkan keluarga saat itu terang-terangan mengatakan bahwa ada perbedaan keyakinan di balik penolakan itu.
Hal ini dikemukakan Rusiono, perwakilan keluarga Puji Kuswati di Banyuwangi.
"Terlihat agak aneh, terutama pemahaman soal keagamaan. Jadi, keluarga Banyuwangi menolak, tapi tetap nekad menikah," kata Rusiono, perwakilan keluarga Puji.
Hal ini dikemukakan Rusiono, perwakilan keluarga Puji Kuswati di Banyuwangi.
"Terlihat agak aneh, terutama pemahaman soal keagamaan. Jadi, keluarga Banyuwangi menolak, tapi tetap nekad menikah," kata Rusiono, perwakilan keluarga Puji.
Bahkan setelah kabar keluarga Puji dan Dita melakukan aksi bunuh diri sampai ke telinga keluarga di Banyuwangi, keluarga memutuskan menolak jenazah Puji masih dengan alasan yang sama.
"Keluarga sebelumnya tak menerima perbedaan prinsip dan pandangan mengenai aliran yang dianut," ungkapnya.
Firasat keluarga seolah terjawab dengan perubahan sikap Puji setelah menikahi Dita. Puji jadi cenderung tertutup, bahkan kepada keluarganya sendiri.
Puji pun sudah jarang pulang ke Banyuwangi maupun Magetan. "Kalau pulang ke Banyuwangi, tidak pernah lama. Dan jarang mau bergaul dengan keluarga, cenderung tertutup," jelas Rusiono lagi.
"Keluarga sebelumnya tak menerima perbedaan prinsip dan pandangan mengenai aliran yang dianut," ungkapnya.
Firasat keluarga seolah terjawab dengan perubahan sikap Puji setelah menikahi Dita. Puji jadi cenderung tertutup, bahkan kepada keluarganya sendiri.
Puji pun sudah jarang pulang ke Banyuwangi maupun Magetan. "Kalau pulang ke Banyuwangi, tidak pernah lama. Dan jarang mau bergaul dengan keluarga, cenderung tertutup," jelas Rusiono lagi.
Perwakilan keluarga Puji di Magetan juga mengamini hal ini. Puji yang dibesarkan pamannya di Magetan ini tak direstui menikah dengan pria asal Surabaya tersebut.
"Setahu saya pernikahan dengan Dita ditentang dengan keluarga Banyuwangi karena beda keyakinan agama," tutur Mujiono, yang juga Kepala Desa Krajan, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan di mana paman Puji tinggal.
"Setahu saya pernikahan dengan Dita ditentang dengan keluarga Banyuwangi karena beda keyakinan agama," tutur Mujiono, yang juga Kepala Desa Krajan, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan di mana paman Puji tinggal.
Ketakutan ini pun terbukti setelah tulisan seorang netizen bernama Ahmad Faiz Zainuddin di Facebook menjadi viral. Pria ini mengaku telah mengenal Dita sejak masih duduk di bangku SMA di Surabaya.
Di mata Ahmad, Dita merupakan keluarga yang tampak baik-baik dan normal, seperti keluarga muslim pada umumnya. Namun di balik itu semua, di benak Dita, kata Ahmad, ternyata telah tertanam paham ekstrim radikal.
"Dan akhirnya, kekhawatiran saya sejak 25 tahun lalu benar-benar terjadi saat ini," ucap Ahmad seperti dikutip dari akun Facebook miliknya beberapa waktu lalu.
Di mata Ahmad, Dita merupakan keluarga yang tampak baik-baik dan normal, seperti keluarga muslim pada umumnya. Namun di balik itu semua, di benak Dita, kata Ahmad, ternyata telah tertanam paham ekstrim radikal.
"Dan akhirnya, kekhawatiran saya sejak 25 tahun lalu benar-benar terjadi saat ini," ucap Ahmad seperti dikutip dari akun Facebook miliknya beberapa waktu lalu.
erlepas dari itu Mujiono yang mengaku mengenal Puji dengan baik ini pun tak pernah menyangka jika lulusan sekolah keperawatan itu bisa melakukan aksi teror. Tak terkecuali warga Desa Krajan di mana Puji menghabiskan masa kecilnya.
"Saya pribadi dan warga di Krajan Parang tidak mengira Puji Kuswati sampai berani melakukan itu. Kemungkinan pengaruh dari suaminya," pungkasnya.
"Saya pribadi dan warga di Krajan Parang tidak mengira Puji Kuswati sampai berani melakukan itu. Kemungkinan pengaruh dari suaminya," pungkasnya.
KARTU REJEKI SITUS AGEN POKER DOMINO CAPSA DAN ADUQ ONLINE TERPERCAYA INDONESIA
AGEN POKER
BANDAR KIU
AGEN DOMINO
BANDAR SAKONG
Posted By : www.kare99.com
Buruan daftarkan diri anda dan menangkan jacpot jutaan rupiah..
Rasakan sensasi promo yang tiada duanya di www.kare99.com
Raih Semua Promo-promo menarik www.kare99.com:
- Bonus Rollingan/Turn Over 0,3% - 0,5% ( Setiap Senin )
- Bonus Referral 20% ( SEUMUR HIDUP )
INFO LEBIH LANJUT HUBUNGI KAMI :
LIVECHAT : kartu_rejeki@yahoo.com
SKYPE : kartu.rejeki
BBM : 5C216137
Support bank : BCA - MANDIRI - BRI - BNI - DANAMON
Salam kami www.kare99.com
"Karena Kepuasan Anda Prioritas Bagi Kami"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar